Hanya Seluas Kertas




Kehidupan ini telah diatur oleh Yang Maha Esa.  Entah siapa jodoh kita, Entah bagaimana rejeki kita, Entah kapan pula kematian kita.  Semua indah bila kita lalui dengan jalan yang ada, tak perlu melalui jalan singkat yang penuh lumpur ataupun duri, tak perlu pula berlari, tak ada guna berdiam meratapi darah yang mengalir.  Biarkan segala luka dan kesedihan sebagai buah pengalaman sebagai penunjuk untuk melangkah selanjutnya.  

Sebuah realita bahwa kehidupan manusia yang indah dan sistematis itu hanyalah tercerminkan oleh seluas lembar kertas.  Hanya sepanjang penggaris anak-anak ( sekitar 30 cm ) dengan lebar lebih dari panjangnya.  Selembar yang hanyut bila terjebur dalam sungai, terbang apabila terhadang oleh badai.  dan terbakar dikala bertemu dengan api.  Seorang manusia yang berakal pun dapat menangis, merintih, bahkan terbujur kaku dengan apa yang terjadi dengan kertas itu.  Segala cara ditempuh agar kertas itu baik dan sesuai dengan yang telah ditetapkannya, walaupun dengan jalan yang berlumpur dan berduri tadi.  Bahkan lebih berharga dari pada harga dirinya.  Sungguh menyedihkan!

Sampai Kapankah Ketergantungan ini berakhir? diantara tuntutan jaman dan persaingan yang tinggi serta sebuah efisiensi waktu yang berharga.  Mulai dari manakah diri ini belajar menghargai setiap nikmat dan jalan yang tersedia?
 

1 Komentar