Pagi di Kampung Halaman



Aku terbangun,                                                                
Dari tidur yang cukup panjang dan melelahkan,  
Entah mengapa,  
Suara yang lama hilang kembali berbisik,  
Diantara Embun yang menetes perlahan diujung genting lumut berhamburan,  
Kini, dedaunan mengangguk-angguk,    
Paham dengan rasa yang terpendam,

Ya, sebuah kerinduan, 
Ayam jantan itu berkejaran, bersahutan, hingga anak mereka kelaparan,
Burung pipit itu berterbangan dalam dinginnya pagi,
Semut-semut hitam mulai merangkak diantara gula-gula yang jatuh,
Dan bintang, bulan, matari bergerak bergantian dalam fatamorgana,
Sedikit susu yang aku tumpahkan,
Sama halnya dengan setetes keringan orang tercintaku,
Menyesalinya? Sebuah kepastian!
Karena api masih tercium,
Bahkan sendok dan gelas ini masih terasa kesabaran dan keikhlasannya,
Ah..
Mungkin ini rejeki bagi si hitam,
Yang telah sambut pagi mereka dengan semangat,
Walaupun raga jiwa mereka dipertaruhkan,

Pagi,
Sampaikan sejuta cerita ini,
Kepada yang semangat menyambutmu,
Kepada yang selalu ingin berjumpa denganmu,
Kepada juga yang selalu ingin 
Dalam dingin dan keluarga.....

Walaupun tak sempat tuk mengabadikanmu,
Semoga kisah ini tak berhenti......

0 Komentar